Bagan Tempat Wisata Myanmar: Keajaiban Sejarah dan Keindahan Alam
Bagan, sebuah kota kuno yang terletak di wilayah tengah Myanmar, adalah salah satu destinasi wisata paling ikonik di Asia Tenggara. Dikenal dengan ribuan candi, pagoda, dan kuil yang tersebar di seluruh dataran, Bagan menawarkan pemandangan yang tak tertandingi yang mencerminkan kekayaan sejarah dan spiritualitas negara tersebut. Sebagai bekas ibu kota Kerajaan Pagan, Bagan memiliki sejarah yang kaya dan panjang, menjadikannya sebagai situs yang penuh dengan keajaiban arkeologi dan budaya. Artikel ini akan membawa Anda untuk menjelajahi sejarah Bagan, keindahan alamnya, serta berbagai aktivitas wisata yang dapat dinikmati di tempat ini.
Sejarah Bagan: Pusat Kerajaan Pagan
Asal Usul dan Pendirian Bagan
Bagan, yang dikenal dalam bahasa Myanmar sebagai Pagan, adalah situs yang memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi Myanmar. Bagan didirikan pada abad ke-9 Masehi dan menjadi ibu kota dari Kerajaan Pagan yang kuat pada masa itu. Kerajaan Pagan adalah kerajaan pertama yang menyatukan wilayah Myanmar di bawah satu pemerintahan yang terpusat.
Pada masa kejayaannya, antara abad ke-11 hingga ke-13, Bagan menjadi pusat perdagangan, agama, dan kebudayaan. Raja Anawrahta (1044–1077) adalah raja pertama yang berhasil menyatukan kerajaan ini, dan di bawah pemerintahannya, Buddhisme Theravada diperkenalkan sebagai agama negara. Anawrahta juga memulai pembangunan candi-candi besar yang menjadi simbol kejayaan Pagan.
Pada masa ini, Bagan mengalami perkembangan pesat dalam hal arsitektur dan seni. Raja-raja berikutnya melanjutkan pembangunan kuil dan pagoda yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Diperkirakan ada lebih dari 10.000 candi dan kuil yang dibangun selama periode kejayaan Bagan, meskipun hanya sekitar 2.000 candi yang tersisa saat ini.
Kejatuhan Kerajaan Pagan
Namun, setelah mencapai puncak kejayaannya, Kerajaan Pagan mulai melemah akibat serangan dari kerajaan tetangga, khususnya invasi dari kerajaan Mongol pada abad ke-13. Pada tahun 1287, serangan Mongol yang dipimpin oleh Kublai Khan menyebabkan keruntuhan kerajaan ini, dan Bagan kehilangan statusnya sebagai ibu kota. Meski demikian, situs ini tetap menjadi pusat spiritualitas dan keagamaan bagi umat Buddha di Myanmar.
Pada abad ke-19, Bagan menjadi bagian dari kerajaan Burma dan mulai dipulihkan oleh pemerintahan kolonial Inggris, meskipun banyak candi dan kuil yang mengalami kerusakan karena gempa bumi dan cuaca ekstrem. Saat ini, Bagan tetap menjadi tempat ziarah dan juga salah satu tujuan wisata terkemuka di Myanmar.
Keindahan Alam dan Arsitektur Bagan
Deretan Candi dan Pagoda
Ciri khas utama Bagan adalah ribuan candi, pagoda, dan kuil yang tersebar di seluruh dataran. Candi-candi ini merupakan saksi bisu dari kejayaan Kerajaan Pagan dan menggambarkan kemajuan arsitektur serta seni pada masa itu. Salah satu candi yang paling terkenal adalah Ananda Temple, yang dibangun pada abad ke-11. Candi ini dikenal dengan arsitektur yang sangat indah dan relief-relief Buddha yang sangat detail.
Beberapa candi lainnya yang juga tidak kalah menarik antara lain Shwezigon Pagoda, Dhammayangyi Temple, dan Thatbyinnyu Temple. Setiap candi dan pagoda di Bagan memiliki keunikan tersendiri dalam hal arsitektur, gaya bangunan, dan dekorasi, mencerminkan perkembangan kebudayaan dan agama yang terjadi selama berabad-abad.
Bagan adalah surga bagi para pecinta sejarah dan arsitektur. Bagi para fotografer, tempat ini juga menawarkan pemandangan yang sangat memukau, terutama saat matahari terbit atau terbenam, ketika cahaya menciptakan bayangan dramatis di antara candi-candi yang menjulang tinggi.
Pemandangan Matahari Terbit dan Terbenam
Salah satu daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Bagan adalah pemandangan matahari terbit dan terbenam yang spektakuler. Selama pagi hari, kabut tipis sering kali menyelimuti dataran Bagan, menciptakan suasana yang magis dan menambah keindahan panorama candi-candi yang tersebar luas.
Pada waktu matahari terbit, banyak pengunjung yang memilih untuk naik balon udara panas untuk mendapatkan pemandangan yang lebih luas dan dramatis dari Bagan. Dari udara, Anda dapat melihat ribuan candi dan pagoda yang tersebar di sepanjang dataran yang luas, menciptakan gambaran yang seakan-akan membawa Anda ke masa lampau.
Matahari terbenam juga merupakan waktu yang sangat populer untuk menikmati pemandangan alam Bagan. Warna-warna jingga dan merah yang menghiasi langit menciptakan siluet yang memukau di belakang candi-candi yang menjulang tinggi. Beberapa titik pandang terbaik untuk menikmati matahari terbenam termasuk Shwesandaw Pagoda, Pyathadar Temple, dan Sulaing Pagoda.
Keanekaragaman Flora dan Fauna
Bagan juga terkenal dengan keanekaragaman flora dan fauna. Meskipun dataran Bagan lebih dikenal karena situs-situs sejarahnya, daerah ini juga memiliki tumbuhan tropis yang indah dan merupakan habitat bagi beberapa jenis burung dan hewan langka. Anda dapat menjumpai burung migran, rusa, dan kadang-kadang juga monyet yang berkeliaran di sekitar situs.
Bagan terletak di wilayah iklim tropis, sehingga sangat cocok untuk menanam berbagai tanaman yang dapat tumbuh subur di daerah tersebut. Bagi pecinta alam, perjalanan ke Bagan juga memberi kesempatan untuk menikmati perjalanan jelajah alam di sekitar dataran.
Aktivitas Wisata di Bagan
Menjelajahi Candi dengan Sepeda atau E-Bike
Salah satu cara terbaik untuk menjelajahi bagian dalam Bagan adalah dengan menggunakan sepeda atau e-bike. Banyak wisatawan yang memilih untuk menyewa sepeda atau sepeda listrik (e-bike) untuk berkeliling di dataran yang luas. Dengan menyewa sepeda atau e-bike, Anda dapat mengunjungi berbagai candi dan pagoda yang tersebar di seluruh kawasan tanpa merasa terlalu lelah.
Beberapa perusahaan tur lokal menawarkan paket wisata sepeda, yang dilengkapi dengan pemandu untuk menjelaskan sejarah dan keunikan setiap candi. Menggunakan sepeda juga memberi kesempatan untuk menikmati suasana yang tenang dan damai, jauh dari keramaian kota besar.
Menunggangi Balon Udara
Bagan juga terkenal dengan aktivitas menaiki balon udara yang memberikan pengalaman tak terlupakan. Pada pagi hari, Anda dapat mengikuti tur balon udara panas yang terbang di atas ribuan candi dan pagoda, memberikan pemandangan 360 derajat yang menakjubkan dari dataran Bagan. Ini adalah cara yang sempurna untuk menikmati keindahan Bagan dari sudut pandang yang berbeda.
Menunggangi balon udara di Bagan adalah salah satu aktivitas wisata paling ikonik yang sangat populer, terutama bagi para fotografer yang ingin menangkap keindahan Bagan dalam satu bingkai gambar.
Tur Budaya dan Sejarah
Jika Anda tertarik untuk lebih memahami sejarah dan budaya Bagan, mengikuti tur budaya atau tur sejarah dengan pemandu lokal adalah pilihan yang tepat. Pemandu wisata di Bagan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang sejarah Kerajaan Pagan, arsitektur candi, dan makna agama Buddha dalam masyarakat Myanmar.
Selama tur, Anda akan diajak untuk mengunjungi candi-candi penting, mendengarkan cerita-cerita sejarah tentang raja-raja yang membangun situs ini, serta melihat berbagai relief-relief Buddha yang tersebar di dinding candi.
Mencicipi Kuliner Lokal
Selain menikmati keindahan arsitektur dan alam, Anda juga bisa menikmati kuliner lokal yang lezat di Bagan. Beberapa makanan khas Myanmar yang wajib dicicipi antara lain Mohinga (sup ikan khas Myanmar), Shan Noodles (mie khas dari daerah Shan), dan berbagai hidangan berbahan dasar nasi dan sayuran.
Ada banyak restoran dan kafe yang menyajikan masakan Myanmar, baik yang modern maupun tradisional. Jika Anda ingin merasakan makanan asli Bagan, coba kunjungi pasar lokal dan nikmati hidangan yang disajikan oleh penduduk setempat.
Tips Mengunjungi Bagan
- Waktu Terbaik untuk Berkunjung
Waktu terbaik untuk mengunjungi Bagan adalah selama musim kemarau antara bulan Oktober hingga April, saat cuaca cerah dan suhu lebih sejuk. Hindari bulan-bulan musim hujan (Mei hingga September), karena hujan dapat mengganggu kegiatan luar ruangan. - Pakaian yang Nyaman
Mengingat suhu yang dapat sangat panas di siang hari, pastikan untuk mengenakan pakaian yang ringan dan nyaman, serta membawa topi atau pelindung matahari. Jangan lupa untuk membawa tabir surya. - Tiket Masuk
Untuk memasuki situs Bagan, wisatawan diharuskan membayar biaya tiket masuk sekitar 25 USD (harga dapat berubah sesuai kebijakan). Tiket ini berlaku selama lima hari dan memungkinkan pengunjung untuk mengakses semua candi dan situs yang ada di kawasan Bagan.
Menghormati Budaya Lokal
Sebagai situs keagamaan, pastikan untuk menghormati budaya dan adat lokal saat mengunjungi candi dan pagoda. Selalu berpakaian sopan, tidak berbicara keras, dan tidak mengganggu aktivitas spiritual yang sedang berlangsung.
Kesimpulan
Bagan adalah salah satu destinasi wisata yang penuh dengan keajaiban sejarah dan keindahan alam. Dengan ribuan candi yang tersebar di seluruh dataran, pemandangan alam yang menakjubkan, serta kegiatan wisata yang beragam, Bagan adalah tempat yang wajib dikunjungi bagi siapa pun yang tertarik dengan sejarah, budaya, dan spiritualitas. Baik Anda penggemar sejarah, seorang fotografer, atau seorang petualang yang mencari kedamaian dalam keindahan alam, Bagan menawarkan pengalaman yang tak terlupakan